24 / 05 / 09

Mengambil Kartu Kesempatan Kedua - US #4

Teringat kata-kata, "Kesempatan tidak datang dua kali."

Namun, apakah itu berarti jika kesempatan pertama gagal, kita tidak bisa mencoba lagi? Padahal, dari kegagalan di kesempatan pertama, kita bisa belajar banyak hal dan mencoba lagi dengan persiapan serta hasil yang lebih baik.


Setelah kembali dari ibadah umroh, sekitar minggu pertama bulan April, aku akhirnya mengabari teman-teman dan mengirimkan email untuk memberitahukan bahwa pengajuan visa Amerika-ku ditolak. Oleh karena itu, aku juga mengajukan pengunduran diri dari keikutsertaan dalam kegiatan di Amerika nanti.

Kecewa? Tentu saja. Kapan lagi kesempatan seperti itu datang? Segala usaha dan biaya visa yang cukup besar telah aku keluarkan, tetapi pada akhirnya perjuanganku hanya sampai sini saja.

Namun, ada satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku sudah memutuskan untuk tidak mengambil kelas musim panas dan memilih untuk pulang ke Indonesia. Aku mulai mencari kegiatan untuk mengisi waktu liburan nanti.

By the way, di waktu ini aku juga memutuskan untuk mengikuti salah satu kegiatan pengabdian masyarakat di Tanah Toraja. Setelah menimbang beberapa NGO, aku memilih Toraja karena jadwalnya yang pas—berlangsung sebelum kegiatan di Amerika yang awalnya aku rencanakan.


Beberapa hari setelah aku mengirimkan email pengunduran diri dari kegiatan ini, aku menerima email dari salah satu panitia yang menanyakan status pengajuan visa Amerika-ku. Tentu saja, aku menjawab bahwa pengajuan visaku telah ditolak dan aku sudah mengajukan pengunduran diri sebelumnya.

Ia turut sedih mendengar kabar itu dan memintaku untuk memberitahunya jika ada kebutuhan atau pembaruan selanjutnya. Ia juga menyarankan agar aku mempertimbangkan untuk mengikuti kegiatan SEAL di tahun berikutnya.

Dari sini, aku mulai berpikir, "Apa aku coba sekali lagi ya? Saat pulang nanti, aku bisa mengajukan di Jakarta."

Setelah seminggu mempertimbangkan kemungkinan yang ada dan menyesuaikan jadwal appointment di Jakarta, aku akhirnya memutuskan untuk mencoba mengajukan permohonan visa Amerika sekali lagi di Jakarta.

Tanpa menunggu lama, aku langsung mempersiapkan semua berkas yang diperlukan. Aku memperpanjang paspor, membuat pas foto baru, dan meminta surat keterangan yang dikhususkan untuk Kedutaan Amerika di Jakarta.

Pada minggu pertama bulan Mei, aku kembali mengisi formulir pengajuan visa dan menjadwalkan wawancara visa. Tentu saja, biaya pengajuan visa sebesar kurang lebih tiga juta rupiah harus aku bayarkan lagi. Tidak ada pengembalian dana meskipun visanya ditolak, sehingga biaya yang telah kubayarkan sebelumnya otomatis hangus.

Namun, aku berpikir, "Apabila ada kesempatan dan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan biaya pengajuan kembali, kenapa tidak mencoba sekali lagi?"

Jadwal wawancara visa yang tersedia sangat terbatas dan hampir mendekati batas waktu yang telah ditentukan agar aku bisa mengikuti kegiatan. Untungnya, masih ada satu slot tersisa pada tanggal 28 Mei di Jakarta. Itu adalah jadwal tercepat yang tersedia. Beberapa hari setelahnya sudah penuh, dan slot baru akan tersedia lagi pada akhir Juni hingga Juli, yang tentunya sudah terlalu terlambat.

Semua pengajuan dan jadwal wawancara telah kuatur. Untuk hasilnya, aku serahkan pada-Nya. Yang pasti, aku sudah berusaha dan berikhtiar sebaik mungkin.

Aku pun segera mengirimkan email pemberitahuan bahwa aku telah kembali mengajukan visa Amerika. Usahaku hanya bisa sampai di sini. Sisanya, aku serahkan sepenuhnya kepada ketetapan-Nya.


Tahun ini, aku memutuskan untuk tidak mengambil kelas musim panas. Oleh karena itu, liburanku kali ini cukup panjang—kurang lebih tiga bulan, mulai dari 20 Mei hingga akhir Agustus nanti. Yang pasti, rumah adalah tempatku kembali.


[Next] Keyakinan Datang Dari Rumah Sendiri - US #5

[Before] Ternyata Pengajuan Visa Amerika-ku Tertolak - US #3