24 / 08 / 27
“Jadi umroh nggak yaa?” – sekilas dalam pikiranku ketika dua minggu sebelum waktu kembali ke kampus setelah liburan musim panas tahun ini.
Memang tahun ini aku dapat tiket “murah” pulang pergi dari Saudia Airlines untuk kembali ke Indonesia untuk liburan musim panas.
Setelah menimbang dan memperhitungkan waktu yang sekiranya dibutuhkan untuk umroh ketika transit akhirnya aku putuskan dan memberanikan untuk “mengambil” kesempatan umroh kali ini.
Tiga jam sebelum take off, aku sudah tiba di bandara. Seperti biasa langsung menuju konter check in untuk memasukan koper yang akan disimpan di bagasi pesawat. Satu koper dan satu tas jinjingan duffel aku masukan ke dalam bagasi yang aku miliki. Akhirnya dua buah boarding pass pun sudah ditanganku sekarang.
Iyaa betul, dua boading pass. Memang perjalanan kali ini, aku akan transit terlebih dahulu di Jeddah selama 8 jam kemudian akan dilanjut untuk penerbangan Jeddah ke Dubai. Jadi itulah mengapa aku langsung mendapatkan dua boarding pass untuk perjalanan kali ini.
Rasa haru, yang aku rasakan setiap akan meninggalkan Indonesia serta keluarga khususnya. Aku berpamitan dengan keluargaku di batas pengantaran sebelum imigrasi keberangkatan internasional.
Tak menunggu lama akupun langsung menuju gate untuk boarding, sekitaran 15 menit menuju gate tersebut. Yaa memang cukup jauh jarak antar gate di bandara Soekarno-Hatta ini.
Pukul 09.10 gate sudah dibuka, para penumpang mulai boarding masuk ke dalam pesawat. Seperti biasa aku memesan tempat diduduk di lorong (aisle). Sejauh ini, tempat duduk inilah yang paling nyaman di pesawat.
Pukul 09.30, sesuai jadwal ter-update akhirnya pesawat take off mengudara. Alhamdullillah sejauh ini perjalanan masih berjalan lancar.
Perjalanan dari Jakarta menuju Jeddah kurang lebih menempuh waktu perjalanan selama 9 jam di dalam pesawat.
Yang membedakan pesawat Saudia dengan lainnya, di pesawat ini sudah terdapat titik miqot di informasi penerbangannya. Informasi ini bisa dilihat di layar setiap penumpang. Jadi kita bisa memperkirakan berapa lama lagi sampai ke titik miqot ini (Miqot Yalamlam sekitar 92 km dari Mekkah).Satu jam sebelum sampai di miqot, aku sudah bersiap-siap mengambil kain ihrom yang aku simpan di bagasi kabin atas kursi. Merapihkannya sebentar kemudian duduk kembali.
30 menit sebelum pesawat melintas di titik miqot, pramugari pesawat mengumumkan bahwa sebentar lagi kita akan melintasi titik miqot jadi dipersilahkan untuk mempersiapkan diri.
Waktu itu juga saya menuju toilet pesawat untuk mengganti pakaian ke kain ihram. Memang hanya tempat itu yang pas, karena pesawat yang saya naiki kali ini tidak memiliki mushola. Sepertinya kita juga bisa mengantinya di lorong pesawat (apabila berjamaah) tentunya tanpa mengganggu penumpang yang lain.
Setelah itu, tepat ketika melintasi titik tempat miqot. Pramugari pesawat mengumumkan kembali bahwa kita sedang melintasi titik miqot. Disitulah kita bisa melafadzkan niat umroh, setelahnya mulai memperbanyak membaca talbiyah.
Pesawat mendarat pada pukul 14.15 waktu saudi. Seperti biasa kita mengantri sebelum keluar pesawat, Alhamdulillah aku duduk di bagian depan pesawat jadi tidak menunggu terlalu lama untuk keluar dari pesawat.
Setelah itu, aku menuju ke tempat keluar bukan ke transit internasional.
Tentu aku harus melewati imigrasi untuk dilakukan pengecekan visa masuk negara Arab Saudi.
Sebenarnya tidak terlalu lama ketika dalam imigrasi visa, sekitar 5-10 menit karena memang tidak terlalu ramai.
Ohiyaa, perlu diketahui. Aku sebelumnya sudah memiliki visa arab saudi yang masih aktif. Waktu itu aku mendapatkan visa turis setahun multiple entries, jadi aku masih bisa masuk arab saudi.
Buat teman-teman apabila belum memiliki visa tentu harus mengurusnya sebelum keberangkatan. Silahkan bisa melalui travel yang terpercaya.
Selain itu juga, untuk pemegang visa aktif amerika, schengen eropa, dan negara GCC. Bisa mengajukan visa on-arrival ketika kedatangan langsung dibandara maupun mengajukan e-visa online , seperti yang aku lakukan sebelumnya.
Tidak perlu tunggu lama aku pun sudah melewati imigrasi dan pemeriksaan, karena aku juga tidak ada bagasi yang harus di ambil di Jeddah maka aku langsung keluar aja.
Sebenarnya untuk perjalanan hemat menuju Mekkah, ada dua opsi mode transportasi yang bisa digunakan. Pertama itu, kereta cepat dan yang kedua bisa mengunakan bis.
Setelah menimbang waktu perjalanan yang dibutuhkan aku memutuskan untuk menggunakan transportasi bis.
Mungkin berikut yang aku pertimbangkan:
Kereta Cepat HHR , harga asli kelas ekonomi 69 SAR. Perjalanan dimulai langsung di stasiun bandara menuju stasiun mekkah (1 jam perjalanan), kemudian akan dilanjut menggunakan makkah bus menuju Masjidil Haram (15-20 menit perjalanan).
NorthWest Bus , harga 35 SAR. Perjalanan dimulai langsung di bandara menuju terminal bis Jarwal Mekkah (1 jam 10 menit perjalanan), karena kita sudah sangat dekat dengan Masjidil Haram yang kita hanya perlu jalan tanpa transportasi tambahan.
Loket pembelian tiket bis banyak tersedia di bandara. Ketika keluar dari pengambilan bagasi tersedia dua open-stand loket NWBus di kanan kiri pintu keluar. Cukup perhatikan bis menuju Jarwal Mekkah, bis tersedia setiap satu jam sekali dan itu waktu fix keberangkatan dan ketibaannya juga.
Pembayaran bisa dengan cash atau kartu debit/credit. Bisa juga untuk melihat jadwal ataupun pesan online bis disini .
Akupun membeli tiket bis disalah satu loket di pintu keluar. Saat itu waktu terdekat keberangkatan bis nya pada pukul 15.10 waktu setempat.
Oiyaa sebenarnya aku juga membawa koper bagasi kabin yang cukup berat, oleh karena itu sebelum berangkat aku sudah riset mencari tempat penitipan bagasi yang tersedia di bandara jeddah ini.
Akhirnya dapat lah tempat penitipan bagasi di SPL yang tersedia di sebelah pintu masuk kereta cepat di stasiun bandara. Dekat kok dari pintu keluar, masih disekitaran bandara.
Karena aku akan transit sekitar 7-8 jam jadi biaya yang dibutuhkan untuk penitipan koper sekitar 28.75 SAR. Cukup murah dibandingkan kita harus membawa-bawa koper ketika umroh. Malah nanti bingung nitip koper dimana.Karena sudah terlalu panjang, aku lanjut dipostingan selanjutnya yaa. Mulai perjalanan dari bandara ke Masjidil Haram.
Bismillah, Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. La syarika laka.