21 / 07 / 09

Pilihan Jalan Terbaik

Ketika orang-orang bertanya mengapa aku bisa disini sekarang, sebenarnya cukup panjang perjalanan yang aku lalui dulu. Disini aku akan sedikit menceritakan bagaimana aku bisa seperti saat ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Kehidupan Pesantren

Aku berasal dari sebuah pesantren di ujung Kabupaten Bogor, Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami. Enam tahun telah aku lalui mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2019 ketika aku lulus dari pesantren.

Sehari setelah wisuda aku hanya seperti orang biasa lainnya, bingung mau melanjutkan belajar kuliah dimana. Tapi setelah aku pikirkan dan tak tau juga awalnya mau melanjutkan kuliah dimana, jadi aku putuskan waktu itu untuk mengikuti dauroh ramadhan terlebih dahulu, kebetulan ketika aku lulus wisuda beberapa minggu kemudian sudah memasuki bulan suci Ramadhan.

Sudah kuputuskan untuk mengikuti Camp Ramadhan with Quran di salah satu pondok tahfidz alumni, PPTQ Daarul Khulud di Pamijahan, Bogor.


Semangat Menghafal

Mungkin sebelumnya tak ada dibenakku untuk lebih lanjut menghafal dan memahami Al-Quran. Tapi mungkin juga ini adalah jalan yang terbaik yang diberikan Allah, jadi aku jalani saja ketika sudah lulus dari pesantren.

Jujur saja, awalnya aku mengikuti dauroh satu bulan penuh ramadhan ini untuk mendapatkan hafalan persyaratan beasiswa PBSB dari Kemenag apabila kalian tau akan beasiswa tersebut. Disitu disyaratkan memiliki hafalan Al-Quran minimal 10 juz. Yaa jadinya aku putuskan untuk mengikuti dauroh ramdahan ini.

Namun, setelah aku memulai dan menjalani dauroh ku, saat itu ustadzku menasehati:

“Kalian menghafal Al-Quran jangan karena ingin mendapatkan dunia, niatkanlah semata-mata untuk mencari keridhoan Allah Swt, InsyaAllah urusan dunia akan mengikuti.”

Ustadz Saipul Aman, S.Pd.I

Dari situ aku tekadkan untuk lebih mengetahui Al-Quran, menghafal dan mentadaburi-nya. Jadi kuputuskan untuk lanjut mengikuti program tahfidz satu tahun, padahal awalnya aku hanya ingin mengambil program dauroh satu bulan di bulan Ramadhan itu.


Kuusahakan Tetap Berjuang

Satu tahun memang terbilang sangat cepat, tapi ternyata berjalan lebih cepat dari yang kupikirkan. Terlebih wabah covid-19 mulai menyerang kala itu, membuat kami diliburkan sejenak kembali kerumah masing-masing.

Akan ku ceritakan bagaimana aku mulai mendaftar untuk belajar kuliah di luar negri di tulisanku selanjutnya: Caraku Menggapai Beasiswa (1)