21 / 07 / 24
5 tahun yang lalu, seorang santri ditengah ribuan santri yang lain mendengarkan nasehat mingguan apel pagi di hari senin. Kyai selalu bercerita disela-sela nasehatnya beliau, ada satu yang aku ingat betul dikepalaku yaitu bagaimana perjalanan alumni yang bisa melanjutkan kuliah ke luar negri.
Hal inilah yang membuatku semangat dan ingin ikut bisa melanjutkan kuliah ke luar negri juga. Mulai dari situ saat aku kelas satu madrasah tsanawiyah aku menyisipkan harapan kecilku dalam doa, pendek saja doaku yang biasa aku sisipkan: “Ya Allah, izinkanlah hamba untuk belajar diluar negri“.
Hanya doa itu yang bisa aku panjatkan, memang tidak sedetail yang lainnya karena aku tidak tau mau negara mana yang aku inginkan saat itu, ketika aku duduk di kelas satu sama kelas enam dan tamat dari pesantren.
Beberapa bulan sebelum kelulusan tiba, aku dan teman seangkatan lainnya sibuk membicarakan perjalanan kuliah selanjutnya. Mencari sebanyak-banyak informasi dunia perkuliahan.
“Kamu mau lanjut kemana?”
“Aku mungkin mau lanjut kuliah mungkin coba dulu lewat SNMPTN atau SPANPTKIN.”
Begitu obrolan kita biasanya, sama-sama kebingungan mau lanjut kuliah dimana. Sampai akhirnya aku ikut seleksi jalur SMNPTN dan SPANPTKIN (jalur rapor) tapi keduanya tidak ada yang lulus. Kemudian ada satu beasiswa yang ditawari oleh pesantren untuk mencoba mendaftar, yaitu PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi). Disitu aku coba daftar juga tapi terdapat syarat untuk memiliki hafalan minimal 10 juz Al-Quran.
selanjutnya sudah kuceritakan disini: Pilihan Jalan Terbaik
Saat itu hari minggu, aku sedang beristirahat ditengah kesibukanku. Hanya seminggu sekali aku bisa memegang handphone untuk berkomunikasi dan melihat perkembangan terbaru diluar pondok.
Obrolan di grup angkatan ketika pesantren sebelumnya masih ramai, membagikan pengalaman dan ceritanya masing-masing. Terdapat satu pesan yang membuat aku terhenti sejenak, yaitu broadcast informasi beasiswa di Brunei Darussalam (BDGS). Setelah itu aku baca dengan seksama mencari lebih jauh terkait informasi beasiswa tersebut. Mulai dari laman resminya, mencari pelajar indonesia yang sudah disana, serta persyaratan apa saja yang harus dipersiapkan.
Diminggu selanjutnya, aku hubungi kedua orangtuaku dan kusampaikan keinginanku untuk memulai proses pemberkasan untuk mendaftar beasiswa ini. Alhamdulillah, dukungan orang tua selalu menyertaiku dalam proses pemberkasan mulai dari membuat paspor, menterjemahkan berkas, dan mengurus surat yang lainnya.
Proses persiapakanku terbilang cukup cepat dan mendadak, langsung proses sana-sini, dari satu kantor ke kantor lainnya. Singkat cerita, akhirnya aku sudah menyelesaikan seluruh pemberkasan untuk mendaftar beasiswa ini dan segera aku kirimkan berkas yang diminta kepada penyelenggara. Mission Complete!
Menjalani proses perjuangan beasiswa terkadang tidak semudah yang kita bayangkan, dibalik cerita ini semua masih ada pengalaman baik yang membuat aku lebih bersemangat maupun pengalaman buruk yang bisa saja membuat aku down dan tidak melanjutkan proses ini semua.
“Kita tidak tahu apa yang telah disiapkan oleh Allah diwaktu yang akan datang. Tetap semangat selalu berusaha dan berdoa.”
Muhammad Fadlillah
Perjuanganku belum berhenti sampai sini saja, akan kuceritakan lebih banyak lagi di postingan selanjutnya. Byee!